Selasa, 17 Januari 2012

Dampak Pembatasan Premium, Amankah BBG?


Dampak Pembatasan Premium

Amankah BBG?


Beberapa hari yang lalu, salah satu TV Nasional mewawancarai Wakil Menteri ESDM yang juga guru besar ITB terkait kebijakan pemerintah untuk membatasi konsumsi bensin bersubsidi. Awalnya saya mengira kebijakan ini membuat seluruh kendaraan berplat hitam diwajibkan hijrah ke bahan bakar minyak non subsidi minimal pertamax atau sekelasnya. Ternyata perkiraan saya salah, pak Wamen dengan jelas mengatakan bahwa tujuan pembatasan ini adalah agar pemilik mobil pribadi itu beralih ke bahan bakar gas, baik LGV mapun CNG. Terobosan dengan tujuan sangat baik, namun juga cukup mengejutkan karena hanya akan dilaksanakan mulai 1 April 2012.
Mungkin beberapa kalangan mempermasalahkan dengan ketersediaan infrastruktur yang diyakini tidak memadai, kalangan lainnya juga mempertanyakan dari segi ekonomi baik dengan memasang coverter kit yang berharga belasan juta rupiah maupun kenaikan apabila tetap menggunkan pertamax atau bahan bakar setingkatnya, dan juga beberapa kalangan mempersoalkan dampak yang akan terjadi terhadap perekonomian, sosial maupun politik. Namun diluar itu semua ada satu hal yang cukup mengganggu pikiran saya saat itu, safety factor atau faktor keamanan.
Faktor keamanan adalah faktor paling penting berkendara, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Saya teringat dengan kejadian terbakarnya sebuah mobil sedan kakak saya Oktober 2009. Ketika itu, tiba-tiba keluar api dari kap mesin dan akhirnya semuanya habis dilalap api. Hampir tidak dapat dipercaya, kejadian dengan resiko yang sangat kecil itu tiba-tiba terjadi untuk kakak saya. Setelah kejadian ini, saya juga sering mendengar berita adanya mobil terbakar akibat korslet mesin maupun bensin mobil tersebut. Dan kini terbesit, bagaimana kemungkinan hal ini terjadi terhadap bahan bakar gas?
Saya masih mengingat pada mata kuliah Teknik Pembakaran, Dosen saya kala itu seorang Doktor lulusan jerman mengatakan bahwa bahan bakar terbakar pada fase gas. Apabila bahan bakar berwujud minyak, maka akan berubah menjadi fasa gas terlebih dahulu sebelum terbakar. Hal ini menjelaskan bahwa bahan bakar dengan fasa gas jauh lebih mudah terbakar. Belum bisa membayangkan bagaimana bila zat mudah terbakar itu berada di mobil saya terutama setelah kejadian mobil kakak saya. Menurut saya, pembatasan ini sama saja meningkatkan resiko kebakaran yang membahayakan pengguna kendaraan maupun pengguna jalan lainnya yang disebabkan kebocoran maupun bahan bakar gas tersebut.
Perubahan dari bahan bakar minyak ke bahan bakar gas saja sudah meningkatkan resiko kebakaran untuk mobil tersebut. Apalagi bila ditambah faktor-faktor lain seperti kondisi jalan dan kondisi cuaca di Indonesia. Seperti kita ketahui, kondisi jalan di Indonesia sering sekali macet terutama dititik-titik dan waktu-waktu tertentu, hal ini dapat membuat mesin panas dan menginisiasi bahan bakar untuk meledak. Selain itu, kondisi cuaca yang tidak menentu dindonesia juga sangat berpotensi menimbulkan kecelakaan. Ketika bahan bakar terkena sinar matahari panas yang ekstrem bisa saja hal yang tidak diingingkan terjadi. Mungkin memang sangat kecil persentase kemungkinannya, namun hal ini sangat penting. Lalu siapakah yang akan bertanggung jawab apabila ini sampai terjadi? Apakah pemerintah juga akan mengganti kerugian apabila terjadi kebakaran terkait kebijakan ini?
Pertanyaan lainnya yang muncul dari segi keamanan adalah seberapa siap converter kit, SPBG maupun mekanik untuk melayani jutaan kendaraan pribadi di Indonesia. Karena kebocoran sekecil apapun baik pada converter kit, ruang bakar, mesin sampai saat pengisian bisa sangat membahayakan. Dan pertanyaan paling penting adalah seberapa siapkah “jiwa” pengguna untuk menggunakan bahan bakar gas. Karena dengan resiko yang lebih tinggi diperlukan kehati-hatian yang luar biasa dan perilaku yang berbeda ketika menggunakan bahan bakar gas.
Masih ada 3 bulan sebelum kebijakan ini dimulai. Masih cukup waktu untuk semua pihak baik pemerintah, perusahaan-perusahaan yang berkaitan hingga konsumen mempersiapkan sistem, alat, infrastruktur dan semua hal yang berkaitan dengan migrasi besar-besaran bahan bakar ini. Pengalihan dari bahan bakar minyak ke bahan bakar gas memang memiliki resiko yang cukup tinggi, namun saya yakin keputusan ini telah melalui kajian pemerintah dan bertujuan baik untuk Indonesia.
Semoga tidak ada yang dirugikan akibat kebijakan ini..

17-1-12
-mdskribo-

Pembatasan Premium Dimulai

Tulisan ini diterbitkan oleh Bangka Pos untuk rubrik OPINI pada edisi 17 Januari 2012


            Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2011 tentang APBN 2012 yang  mengamanatkan, pembatasan konsumsi premium bersubsidi untuk mobil pribadi di wilayah Jawa dan Bali akan mulai diberlakukan per 1 April 2012. Pembatasan ini diproyeksikan untuk melakukan konversi dari bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi ke BBM non-subsidi untuk seluruh kendaraan pribadi di seluruh Indonesia pada tahun 2015.
            Pemerintah melakukan pembatasan ini untuk mengantisipasi jebolnya anggaran untuk mensubsidi BBM yang dianggap tidak tepat sasaran. Kuota yang berlebih pada tahun 2011 juga membuat pembatasan premium ini harus segera dilakukan apalagi persoalan geopolitik antara Amerika Serikat dengan Iran yang diprediksi akan membuat harga minyak meroket. Akan menjadi suatu beban yang cukup besar untuk APBN apabila tidak dilakukan suatu pencegahan terhadap borosnya subsidi terhadap bbm.
            Pembatasan BBM subsidi ini akan diawali dengan melarang kendaraan pribadi menggunakan premium di pulau Jawa dan Bali lalu dilanjutkan di pulau-pulau lain. Selanjutnya juga dilakukan pembatasan terhadap solar subsidi sehingga truk atau bus yang tidak berplat kuning harus menggunakan solar non-subsidi (solar industri). Hingga pada tahun 2015 seluruh kendaraan pribadi dilarang menggunakan bahan bakar subsidi baik premium maupun solar.
            Dengan dilakukannya pembatasan premium ini sama dengan menaikkan harga BBM menjadi hampir 100% atau bahkan lebih, seperti yang diketahui harga pertamax 2 kali lipat harga premium. Pembatasan ini akan sangat dirasakan bagi pengguna kendaraan pribadi maupun pengguna kendaraan berplat hitam walau untuk kegiatan usaha            . Agar bisa berjalan secara efektif diperlukan pengawasan yang cukup ketat dari pihak kepolisian agar tidak terjadi kebocoran.
            Selain itu, dengan pembatasan bagi kendaraan pribadi ini menimbulkan celah bagi pengusaha kendaraan umum. Akan terjadi antrian di seluruh SPBU untuk bbm subsidi oleh kendaraan umum yang bisa saja bbm tersebut dijual kembali. Tentunya lebih mudah mencari uang dibanding harus berkeringat di trayeknya.
            Dengan naiknya harga bbm menjadi 2 kali lipat ini, maka tidak diragukan lagi akan terjadi inflasi di Indonesia. Inflasi ini tentu dapat berakibat langsung ke perekonomian Indonesia yang sedang berkembang ini.
            Pemerintah menawarkan solusi untuk pembatasan premium ini antara lain dengan konversi BBM ke bahan bakar gas (BBG). Namun sangat disayangkan infrastruktur  seperti SPBG dan jalur pipanisasi untuk menunjang sekian banyak kendaraan di Indonesia jauh dari kata siap untuk pembatasan yang akan di mulai April 2012 ini. Diperlukan waktu yang tidak sebentar untuk mempersiapkannya baik dari sisi si pengguna, pemerintah, maupun pengusaha BBG tersebut. Harga dari converter kit yang harus dipasang ke setiap mobil juga tidak bisa dikatakan murah, sekitar 15 juta rupiah. Konsumen pun dipastikan akan berpikir berkali-kali sebelum mengubah kendaraannya.
            Selain itu solusi yang diberikan pemerintah dalam rangka penghematan pertamax adalah mengalihkan menggunakan tranportasi public dalam kehidupan sehari-hari. Dengan keadaan transportasi publik di Indonesia yang masih sangat buruk dalam hal kenyamanan, keamanan, ketetapatan waktu dan berbagai masalah lainnya, agak mengherankan apabila pemerintah mengalihkan persoalan pembatasan premium ini ke persoalan transportasi publik.
            Sebenarnya untuk mengantisipasi jebolnya APBN, pemerintah bisa menaikkan premium dan mengembalikan subsidi tersebut kepada pengusaha kendaraan umum. Hal ini lebih mudah dilakukan dan tidak langsung memberatkan konsumen karena setinggi-tingginya kenaikan tidak akan mencapai harga pertamax. Kendaraan umum juga tidak akan dirugikan karena dapat dikembalikan langsung sesuai dengan selisih bila tidak dinaikkan.
             Jebolnya kuota penggunaan bahan bakar bersubsidi ini juga dikarenakan disparitas dengan bbm non-subsidi sangat tinggi. Apabila disparitas itu diturunkan dengan naiknya premium, maka konsumen rasional akan banyak yang kembali memilih pertamax tanpa perlu dibatasi.
            Kenaikan Rp.500,- atau Rp.1000,- rupiah juga terlihat lebih logis dari sisi ekonomi. Karena walaupun tetap mengakibatkan inflasi, inflasi yang terjadi tidak akan sebesar dengan pengalihan ke pertamax ini. Kenaikan ini juga akan berpengaruh kepada harga-harga lainnya. Kecenderungan terjadinya peggelapan juga menjadi sangat besar, terlebih dengan daerah yang pengawasannya belum cukup baik.
            Dengan konsumsi premium yang sudah melebihi kuota dan ketidakstabilan harga minyak dunia, sudah sepantasnya pemerintah melakukan suatu langkah strategis demi menyelamatkan APBN tanpa mengganggu anggaran negara lainnya terutama yang bersentuhan untuk kesejahteraan rakyat. Namun, langkah strategis ini juga diharapkan diputuskan karena memang kebijakan yang berpihak kepada rakyat dan bukannya untuk diboncengi kebutuhan politis pemegang kebijakan.
            1 April 2012 masih tersisa 3 bulan lagi, masih ada kesempatan untuk pemerintah, pengusaha maupun pengguna untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya guna menghadapi kebijakan ini agar tidak ada yang dirugikan terutama rakyat kecil.
           


mdskribo-
6 Januari 2012

Rabu, 11 Januari 2012

Kekurangoptimalan Pajak Bangka Belitung



 
Bangka, 11 Januari 2012
Seperti kegiatan rutin yang hampir tiap bulan dikerjakan. Hari ini saya pergi ke kantor pajak Kabupaten Bangka untuk melaporkan SPT PPN perusahaan saya. Agak terkejut karena kantor itu ssepi hanya terdapat anak-anak SMA (SMK) yang sedang magang tampaknya karena merupakan jam belajar biasa.
Bangka Belitung, provinsi dengan potensi pemasukan pajak dan non pajak dari pertambangan yang besar bahkan pertambangan timah terbesar didunia ini tampaknya belum dikelola dengan baik. Bayangkan saja, untuk kantor pajak (KPP) tingkat kabupaten Bangka hanya terdapat 3 orang pegawai negeri sipil (PNS) termasuk pimpinan KPP Bangka tersebut. Ditambah salah satu dari petugas tersebut sedang melakukan perjalanan dinas, alhasil laporan SPT PPN itu pun langsung diterima oleh pimpinan KPP. Sebuah proses yang cukup tidak efisien. Hal ini tentu membuat saya sangat terkejut. Bagaimana negara bisa optimal mengelola potensi pajak apabila dengan personil seperti ini terlebih potensi pelanggarannya pun cukup besar.
Bangka terkenal merupakan produsen timah terbesar di dunia. Industri timah di Bangka Belitungterdiri dari industri eksplorasi, eksploitasi hingga produksi menjadi ti,ah ekspor. Selain itu juga terdapat industri rumahan seperti kerupuk. Perkebunan juga merupaka sektor yang cukup menjanjikan, dimana Bangka Belitung memiliki retusan hektar perkebunan lada, sawit dll. Selain itu Pariwasata juga merupakan asset yang cukup menjanjikan. Semua hal ini belum termasuk pajak individu seperti PPH maupun PPN restoran dan perhotelan. Melihat potensi yang sangat besar ini, sangat mengherankan apabila KPP kabupaten Bangka tidak memiliki petugas. Bagaimana pemasukan daerah maupun negara dapat optimal.
Sempat terpikir oleh saya bahwa seluruh potensi pajak provinsi Bangka Belitung diawasi oleh KPP provinsi Bangka Belitung yang berada di Pangkal Pinang. Namun, rasanya sulit sekali untuk mengawasi penerimaan pajak provinsi hanya dilakukan di ibukota provinsi dengan personil yang terbatas pula.
Dilihat dari kondisi yang terjadi, saya berharap pemerintah dalam hal ini Dirjen Pajak benar-benar melakukan evaluasi kinerja dan formasi terbaik untuk KPP Bangka Belitung ini. Karena potensi di provinsi yang baru terbentuk 11 tahun ini sangat besar. Akan menjadi kerugian yang cukup besar apabila tidak dapat dioptimalkan.

11-1-12
-mdskribo-

Sabtu, 07 Januari 2012

Ironisnya Pariwisata Indonesia


Belom lama ini ada survey yang mengatakan kalo film bioskop, Hollywood khususnya bisa ningkatin pariwisata tempat syuting dilakukan. Kayak Thailand lewat film the beach-nya, atau menara Eiffel yang dipakai bahkan puluhan film dan masih banyak lagi contohnya.
Sebenernya Indonesia bisa manfaatin film buat promosi wisatanya. Tapi sayang kondisi disini ga ngedukung. Kebayang ga sih klo fast and Furious bikin film di Jakarta. Baru mulai ngebut, eh kena macet. Tp klo syuting malem mungkin bisa kebut-kebutan. Vin diesel ngebut trus mobilnya tiba-tiba lompat karena lobang gede di jalanan Jakarta. Terus dibelakangnya The Rock lagi ngejar eh malah masuk gorong-gorong Sudirman. Belom lagi kalo mobilnya yang rata-rata pada ceper kena banjir. Ga kebayang banged dah, masa iya the rock pke sepatu boat.
Tapi ga cuman itu, Indonesia kan alamnya bagus. Bisa kali ya di eksplore. Tapi gue ga ngebayangin kalo Leonardo di caprio syuting di pantai Indonesia. Lagi keren-kerennya mandangin pantai, eh kesandung kaleng soda sama bungkus snack. Kira-kira gimana tuh film ntar jadinya yaa.kalo di Thailand nemuin ladang ganja yang wah banged, klo disini mungkin danya tumpukan sampah dipinggir pantai..haduuuh..
Oke kalo pantai ga bisa, kita pindah ke hutan. Keren kali yak lo film tarzan atau film yang pake latar hutan syuting di Indonesia. Tapi bisa gak ya, tarzan lagi berayun satu pohon ke pohon lain, eh hutannya abis.  kalo hutannya aja gundul gmn mau ada bintang khas Indonesia-nya  Maklumlah udah pada diganti tambang batu bara atau malah jadi lading sawit. Ampuun dah, dimaklumin ga ya..
Kalo di mesir syuting di piramida, trus di China ada tembok besar, Indonesia juga harus bangga punya banyak candi peninggalan ratusan tahun yang lalu. Tapi kita jadinya bangga atau nggak ya, klo ntar malah kepala-kepala budha yang udah pada ilang yang ada di Borobudur yang di shoot masuk ke bioskop-bioskop dunia. Kalo gue sih agak malu jadinya
Karena agak susah kalo promosiin wisata Indonesia lewat film, maka pemerintah mau promosiin wisata pake ajang olahraga yang baru lewat kemaren, Sea Games. Pulau komodo yang baru jadi pusat wisata baru dibikin jadi simbol sea games. Agak aneh sih sebenernya komodo dragon disuruh senyum sambil megang raket, nendang bola atau bahkan pake sabuk karate. Yang lebih aneh tuh pas cang berkuda, bayangin aja komodo naik kuda. Padahal dihabitat aslinya, kalo komodo liat kuda, pasti tuh kuda udah dikejar-kejar dan kalo ga beruntung udah disikat tuh kuda. Aneh banged kan kalo diperhatiin.
Indonesia emang punya potensi yang gede buat jadi tujuan wisata dunia. Tapi kayaknya pemerintah mesti perhatiin infrastruktur dan perlengkapan lainnya sambil menjaga kelestarian alamnya. Kan kita juga pengen nonton film hollywood pake latar Indonesia sendiri.


06-1-12
-mdskribo-

Jumat, 06 Januari 2012

cerpen pertama


Cerpen

"Muhammad Ardi?" teriak Ibu Nur, guru SMP kelas IX saat mengabsen siswanya, lembut namun terdengar tegas, kebiasaan yang sudah dimulai dari tahun pertama beliau mengajar. Absen diakhir jam pelajaran. "Saya, Bu." terdengar suara jawaban sambil mengacungkan tangan sopan. Melihat wajahnya yang polos namun jauh lebih legam dari terakhir Ardi masuk sekolah, ingin sekali Ibu Nur menginterogasinya karena sudah beberapa minggu terakhir Ardi sering sekali tidak masuk. Ya, tepatnya dalam 2 bulan terakhir Ardi hanya masuk sekolah beberapa kali. Namun, niatan itu diacuhkan Ibu Nur dan kembali melanjutkan absen yang sekaligus menutup kelas hari itu. "Oke anak-anak, sekian kelas hari ini, tolong Ardi menghadap ibu setelah ini." Begitu suara lembut Ibu guru yang sebelum ucapannya selesai disela oleh suara lonceng sekolah, yang berarti jam pulang sekolah. Dan anak-anak itu pun berhamburan keluar kecuali Ardi yang agak tertunduk malu kepada Ibu gurunya.

***

Setelah keluar kelas, Ardi yang menjadi juara sekolah selama 2 tahun berturu-turut, langsung berjalan ke ruang Ibu Nur. Memang dalam beberapa minggu terakhir ia jarang sekali masuk. Bahkan dalam beberapa waktu, seminggu penuh dilalui tanpa sekalipun masuk sekolah. Ardi pun tak heran jika akhirnya ia dipanggil oleh wali kelasnya itu.

"Permisi, Bu." terdengar suara pelan diiringi suara ketukan pintu.
"Masuk, Nak." jawab ibu guru Bahasa Indonesia tersebut. "Silakan duduk."

Sambil duduk sang wali kelas bertanya,"Apakah kamu tahu kenapa kamu dipanggil ke sini?"

***

Setelah Ayahnya pergi entah ke mana meninggalkan keluarganya demi perempuan lain, Ardi si sulung mengambil alih tanggung jawab menjadi seorang kepala rumah tangga yang seharusnya belum menjadi tanggung jawabnya. Di saat teman seumurannya asyik bermain bola, Ardi sudah harus berfikir apa yang harus dilakukannya agar 3 orang adiknya bisa melanjutkan sekolah atau paling tidak untuk mereka makan.

***

"Ardi? Kamu mendengar pertanyaan Ibu?" sang wali kelas kini fokus menatap muridnya.
"Iya Bu, maaf. Saya tahu. Karena absensi saya kan?"
"Ada yang mau kamu ceritakan pada Ibu?"

***

Hari-hari pertama ditinggalkan ayahnya, Ibunya masih menjalani hari-harinya seperti biasa. Mencuci untuk orang lain. Bahkan dengan menambah jumlah majikan. Kini ibu Ardi mencuci untuk 3 rumah. Namun upahnya pun tiada mencukupi. Ibu Ardi tak ingin ada satu pun anaknya yang berhenti sekolah. Alhasil, ibu Ardi menjual sedikit demi sedikit harta yang mereka miliki. Walaupun tidak banyak harta yang mereka punya. TV hitam putih, radio, lemari jati peninggalan eyang, sedikit demi sedikit rumah mereka pun lebih lapang. Lebih tenang.

***

"Ibu yakin jika kamu cerita, pasti ibu akan bantu, apapun masalah kamu." Ibu guru itu berbicara seolah dengan anaknya sendiri. Ibu Nur memang sudah lebih dari 30 tahun mengajar. Tak ada yang dibedakan. Semua murid dianggap layaknya anaknya sendiri.
"Saya bingung Bu, mau cerita dari mana. Atau apakah memang seharusnya tidak diceritakan?"
"Ceritakanlah Nak, Allah akan membantu mengangkat kesulitan dengan cara apa saja. Tapi kita yang harus mencari jalannya. Bukan hal yang tak mungkin kalau Ibu merupakan salah satu jalannya."
Ardi tersenyum mendengarkan kata-kata wali kelasnya. Namun di hatinya masih tersisa keraguan untuk menceritakan hal yang sangat pribadi ini. Ardi menarik nafasnya dalam-dalam dan mencoba menegakkan kepalanya, Terlihat Ibu Nur tersenyum kepadanya. Lalu Ibu Nur berkata,"Ibu akan bantu semampu ibu, Percayalah nak."

***

Keseharian keluarga Ardi semakin sulit, sang Ibu mulai sakit reumatik dan tak tahan dengan dingin. Harta bendanya sudah habis terjual. Ardi pun mulai berani meminjam kepada kedua orang pamannya. Ardi belum tahu bagaimana cara membayarnya, yang ia tahu adiknya belum makan dan harus beli obat untuk ibunya. Beberapa kali ia mendapat pinjaman dengan cukup mudah. Tapi ia pun menyadari ini tak bisa terjadi terus menerus. Ardi pun mulai tidak masuk sekolah. Ia mulai bekerja serabutan agar ibunya bisa beristirahat dan adik-adiknya tetap bersekolah. Pagi-pagi sekali, Ardi sudah beredar di pasar. Bekerja serabutan. Apa saja dilakukannya. Menurutnya, asalkan halal, apapun dilakukan. Ia menyadari dengan baik, adik-adiknya tidak boleh putus sekolah. Walaupun dirinya sudah dua bulan tidak sekolah, adik-adiknya tetap sekolah biasa dan tetap bisa bermain seperti sedia kala. Ibunya sering protes agar Ardi tidak membolos. Ardi tak kuasa menjawab untuk menolaknya, karena perintah sang ibunya itulah yang membuatnya sesekali tetap masuk sekolah.

***

"Baik, sudah ibu dengar. Tak ada alasan lagi, besok kamu tetap masuk sekolah ya." Ibu Nur dengan lantang memberikan perintah.
"Saya sih mau bu, tapi bagaimana dengan adik-adik saya?" tanya Ardi getir.
"Mereka tetap sekolah, ibu akan bicarakan di rapat komite sekolah. Apakah ibumu masih bisa bekerja?"
"Saya rasa asalkan tidak terlalu sering mencuci dan tidak terlalu dingin ibu masih kuat, Bu." Ardi menjawab dengan sedikit memahami arah tujuan ibu gurunya ini.

***

Keesokan harinya, Ardi kembali dipanggil ke ruang gurunya. Ia heran, dari kaca depan terlihat di ruang guru itu terdapat semua guru termasuk kepala sekolah dan ibunya yang sedang berbicara santai. Sudah selesai rapat mungkin, pikirnya. Melihat muridnya berdiri di depan pintu, Ibu Nur langsung menyuruhnya masuk. Seketika ruangan menjadi hening. Ada apa gerangan?
"Baik Ardi, tadi Ibu Nur sudah mengajukan proposal untuk kamu dan ketiga adik-adik kamu. Kami pun sudah mencarikan orang tua asuh kalian untuk membiayai sekolah kalian. Bersyukurlah kamu, Nak." Ardi memperhatikan kata-kata Pak Kepala Sekolah dengan serius. Mendengar kata-kata itu,  Ardi mengeluarkan air mata haru. Allah selalu mendengar doa hambanya.
"Tidak hanya itu saja, mulai besok ibumu akan membuka kantin di sekolah dan mendapat pinjaman lunak untuk modalnya. Sekarang kamu harus fokus sekolah, jangan sampai gelar siswa terbaik sekolah tahun ini lepas dari tanganmu dan jangan lupa untuk tetap membantu ibumu." kata-kata pak kepala sekolah benar-benar menembus akal sehatnya. Ternyata mukjizat benar-benar ada bagi hamba Tuhan yang membutuhkan.
"Sekarang kembalilah ke kelasmu!" tambah Ibu Nur.

Ardi pun bergegas keluar. Sepanjang hari itu ia tidak berhenti bersyukur. Dia berjanji akan belajar sungguh-sungguh dan akan menjadi tulang punggung keluarganya kelak. Adik-adikku harus kuliah terbaik. Aku yakin. Walaupun sulit, Ardi yakin Tuhan selalu ada untuk hambanya yang membutuhkan.


***
TAMAT
mdskribo
28-09-2011
11:45

Editor: Sinta Artati K.