Sabtu, 26 November 2011

Menuju BABEL #1


                Minggu ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) provinsi Bangka Belitung resmi membuka pendaftaran untuk mencalonkan diri sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur provinsi Bangka Belitung. Beberapa pasangan calon pun sudah mulai menunjukkan dirinya masing-masing terutama untuk pasangan yang diusung partai-partai besar. Dengan dibukanya pendaftaraan ini berarti perebutan kursi Bangka Belitung #1 sekaligus pendidikan politik untuk rakyat dibuka.
                Sejauh ini terdapat tiga pasang calon yang berpeluang maju menjadi bakal calon karena memiliki dukungan dari beberapa partai besar. Pasangan pertama yang mendaftar diusung oleh Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk menjadi gubernur dan wakil gubernur adalah Yusron Ihza Mahendra dan Yusroni Yazid. Yusron Ihza Mahendra yang merupakan adik dari mantan Menteri Sekretaris negara Yusril Ihza Mahendra didampingi Yusroni Yazid yang kini menduduki posisi Bupati Bangka.
                Gubernur Bangka Belitung saat ini, Eko Maulana Ali juga diperkirakan akan maju dengan didampingi Rustam Effendi. Pasangan ini didukung oleh Partai Golkar, PDI Perjuangan dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
                 Pasangan lainnya yang diperkirakan akan mendaftar adalah Zulkarnain Karim dan didampingi oleh Darmansyah Husein. Zulkarnain Karim adalah Ketua DPD Partai Demokrat periode lalu sedangkan Darmansyah Husein merupakan Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN). Pasangan yang menarik karena deklarasi pasangan calon ini hampir bersamaan dengan pernikahan Ibas-Aliya yang merupakan putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dengan putri Menko Perekonomian Hatta Radjasa sekaligus Ketua umum PAN.
                Selain pasangan yang diusung oleh partai-partai besar, terdapat pula pasangan calon independen. Namun, belum jelas bagaimana hasil verifikasi KPU Pemilukada Babel.
                Bangka Belitung yang memiliki potensi alam baik pertambangan, perkebunan maupun kelautan ini apabila dikelola dengan baik barang tentu bisa menjadi salah satu provinsi terdepan di Indonesia. Bangka memiliki salah satu cadangan timah terbesar dunia, memiliki pula ratusan hektar perkebunan lada maupun sawit serta memiliki kekayaan bahari yang luar biasa. Wisata bahari Bangka Belitung pun oleh beberapa pihak disejajarkan dengan Bali apabila bisa dikelola dengan baik. Oleh karena itu, Pemilukada Babel ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk mengelola sumber daya alam yang luar biasa ini oleh sumber daya manusia yang potensial pula dan dapat berpengaruh positif serta konstruktif untuk kesejahteraan rakyat Bangka Belitung pada khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya.
                Selain itu, pemilukada Bangka Belitung kali ini juga diharapkan bisa menjadi pelajaran politik bagi seluruh rakyat Bangka Belitung. Pelajaran politik tentunya harus dimulai dengan pemilukada yang bersih, bebas dari money politic (politik uang), kampanye gelap (black champaign) maupun hal-hal kotor lainnya yang bersifat merusak. Apalagi bila dilakukan oleh para calon pemimpin negeri laskar pelangi ini. Pemilukada ini diharapkan jangan hanya menjadi pesta para elit tapi bisa menjadi pesta rakyat Bangka Belitung karena Bangka Belitung bukan hanya milik elit politik namun milik seluruh rakyat Bangka Belitung itu sendiri.

25 November 2011
-mdskribo-

Rabu, 16 November 2011

Sea Games, Momen Tepat Mengembalikan Kejayaan Merah Putih


Sea Games, Momen Tepat Mengembalikan Kejayaan Merah Putih

Dibawah hujan deras, jumat malam 11 November 2011 Presiden resmi membuka pesta olahraga Asia tenggara SEA Games. Upacara pembukaan yang dihelat di Jakabaring Sport City (JSC) itu dipenuhi dengan pesta kembang api dan ribuan penari maupun pemusik. Melihat megahnya upacara pembukaan ini, tentu membuat semangat dan gairah agar Indonesia kembali merebut juara umum Sea Games kembali meningkat. Masyarakat seakan kembali merindukan sebuah prestasi dari bidang olahraga yang sudah lama memudar dan semoga para atlet yang berjuang bisa memenuhi kerinduan tersebut.
Pesta upacara yang megah ini pun menjadi suatu penawar atas ketidakmampuan pemerintah dalam mempersiapkan Sea Games, baik untuk infra struktur maupun untuk persiapan kualitas atlet. Bayangkan saja, olahraga yang diharapkan menjadi pendulang emas seperti dayung, venue pertandingan baru selesai beberapa jam sebelum pertandingan. Bahkan, pertandingan harus diundur dari jadwal. Besar harapannya agar atlet Indonesia tidak terpengaruh akan berbagai masalah yang menghalang dan dapat berjuang dengan gigih agar sangsaka merah putih dapat berkibar dan “Indonesia Raya” dapat berkumandang.
 Melihat banyaknya masalah yang terjadi di negara ini, Sea Games kali ini diharapkan bisa menjadi suatu titik untuk meningkatkan nasionalisme rakyat Indonesia dan menunjukkan kepada dunia tentang persatuan Indonesia. Bukan hal yang berlebihan apabila mengharapkan bangkitnya nasionalisme dari bidang olahraga, seperti yang ditunjukkan rakyat Indonesia ketika mendukung tim nasional Indonesia yang berjuang di Piala AFF 2011. Seluruh supporter membanggakan merah putih dan menggetarkan stadion megah SUGBK dengan lagu “Indonesia Raya” dan suara teriakan dukungan.
Juara umum SEA Games yang merupakan target kali Indonesia kali ini jelas bukan sesuatu yang mustahil atau mengada-ada. Sudah menjadi mind-set semua rakyat Indonesia bahwa Indonesia masih terbaik untuk asia tenggara. Indonesia berulang kali sukses menjadi juara umum untuk pesta olahraga asia tenggara ini. Namun, belakangan semenjak krisis moneter 1998, prestasi dibidang olahrga seolah juga mengalami krisis. Kini, ketika pesta olahraga itu digelar di sini, Indonesia menjadi sebuah harapan agar Indonesia kembali menjadi yang terbaik di asia tenggara.
Untuk dapat memenuhi target tersebut, Indonesia membutuhkan peran semua pihak dengan baik. Atlet mempersiapkan dengan baik, pemerintah memberikan support sepenuhnya dalam bentuk apapun, dan masyarakat juga memberikan dukungan serta doa agar para atlet yang telah mempersiapkan dirinya dapat mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Dan dengan ridho Allah, Indonesia pasti bisa mengibarkan sangsaka “Merah Putih” serta mengumandangkan “Indonesia Raya” sebanyak mungkin.Indonesia bisa, ayo Indonesia bisa.
Walau persiapan untuk venue tidak baik dan entah persiapan apalagi yang kurang baik, semoga atlet Indonesia tetap menampilkan kemampuan terbaiknya hingga Indonesia bisa kembali berjaya di level Asia Tenggara dan kembali menjadi raja di Asia Tenggara. Ayo Indonesia Bisa, ini saatnya.

16-11-11
-mdskribo-

Sabtu, 12 November 2011

Kebijakan Konstruktif untuk Taman Nasional Komodo



Pengumuman pemenang untuk New 7 Wonders telah resmi diumumkan melalui situs resmi. Dan dengan perjuangan serta antusias sebagian besar rakyat Indonesia, Taman Nasional Komodo salah satu dari 28 finalis berhasil menjadi 7 keajaiban dunia baru bersama Amazon, Halong Bay, Iguazu Falls, Jeju Island, Puerta Princesa Underground River, dan Table Mountain. Walaupun sudah diumumkan, hasil ini masih harus menunggu verifikasi voting dan akan diumumkan pada awal 2012 pada acara inagurasi di masing-masing negara pemenang.
Terlepas dari polemik yang bermunculan belakangan ini tentang keabsahan lembaga new7wonders yang menyelanggarakan kampanye 7 keajaiban dunia baru ini, keberhasilan Indonesia menjadikan Taman Nasional Komodo ini pun disambut berbeda oleh beberapa pihak. Ada yang sangat gembira karena upaya untuk lebih mengenalkan Indonesia terutama keanekaragaman hayati di Taman Nasional Komodo di mata internasional berhasil. Selanjutnya, dengan makin terkenalnya daerah istimewa di Indonesia akan meningkatkan wisatawan yang berkunjung dan akan berdampak baik bagi ekonomi masyarakat Nusa Tenggara khususnya dan perekonomian Indonesia pada umumnya. Keberhasilan ini pun dipandang bukan hanya kemenangan satu daerah pariwisata Indonesia yaitu Taman Nasional Komodo saja, namun dapat juga menjadi ikon pariwisata nasional dan dapat berimplikasi lebih luas untuk Indonesia.  Di lain pihak, ada juga yang merasa khawatir dengan keberhasilan Taman Nasional Komodo menjadi 7 keajaiban dunia baru ini, oleh karena akan meningkatkan wisatawan Taman Nasional Komodo yang dapat berakibat rusaknya ekosistem asli untuk komodo itu sendiri. Atau paling tidak, dengan banyaknya wisatawan yang datang akan membuat komodo asing akan daerahnya sendiri yang dapat berakibat fatal bagi keberlangsungan komodo.
Sungguh membanggakan memang ketika sesuatu yang terdapat di Indonesia diakui keindahanya oleh dunia internasional. Selain itu, dengan dijadikannya Taman Nasional Komodo sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia ini adalah sebuah ajang promosi yang sangat baik. Namun, kekhawatiran sebagian pihak ini tidak bisa diabaikan. Perlu suatu pemikiran dan kebijakan konstruktif agar Taman Nasional Komodo ini bisa terjaga ekosistemnya. Diperlukan pembangunan infrastruktur yang baik, fasilitas-fasilitas memadai dan berbagai hal untuk menunjang Taman Nasional Komodo apabila ditujukan sebagai daerah wisata.
Apabila pemilik kebijakan bsa mengelola dengan benar dan dengan tetap memikirkan ekosistem komodo tersebut bukan hal yang tidak mungkin bahwa Taman Nasional Komodo ini bisa menjadi daerah wisata yang potensial. Bahkan dari pendapatan wisata tersebut bisa dijadikan laboratorium observasi alam untuk segala macam hayati yang berada di Taman Nasional komodo.
Dilihat dari antusiasnya masyarakat baik mendukung Taman Nasional Komodo maupun yang merasa khawatir tentang keberlangsungan komodo ini, sudah seharusnya pemerintah pusat mengakomodasikan keinginan semua pihak dengan membuat kebijakan konstruktif untuk daerah potensial ini. Yaitu membuat daerah wisata internasional dengan infrastruktur dan fasilitas penunjang agar ekosistem komodo tetap terjaga. Tentunya kebijakan yang dikeluarkan sudah melalui riset dan penelitian terlebih dahulu terkait ekosistem, tingkah laku komodo itu sendiri dan semua hal yang berkaitan dengan Taman Nasional Komdo. Alangkah kurang bijaksananya apabila pemerintah turur mengeksploitasi keindahan alam Indonesia namun tidak melestarikannya.

Bangka 12/11/2011
-mdskribo-

Jumat, 11 November 2011

Pendidikan Indonesia yang Bermutu, hanya sekadar angan-angankah?


Pendidikan Indonesia yang Bermutu, hanya sekadar angan-angankah?

Pada tanggal 2 November 2011, United Nation Development Program (UNDP) mengeluarkan Human Development Index. Human Development Index ini terdiri dari 3 komponen, kesehatan hidup masyarakat, pengetahuan, dan pendapatan bruto per kapita. Untuk sektor pengetahuan, Menteri Pendidikan dan kebudayaan, M. Nuh mengatakan Indonesia berada diperingkat 124 dan dibawah Filipina. Peringkat Indonesia turun dari tahun sebelumnya yang berada di peringkat 108.
Hasil ini sangat mengecewakan tentunya melihat begitu besar anggaran yang diperuntukan untuk pendidikan. Dengan hasil ini, patut dipertanyakan bagaimanakah anggaran yang menurut Undang-undang sebasar 20% dari APBN itu dikelola. Upaya pemerintah untuk memperkecil angka putus sekolah dan meningkatkan mutu pendidikan nasional pun terlihat gagal. Sebuah hasil yang mengecewakan tentunya apalagi salah satu tujuan negara yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Bapak proklamator kita, Bung Hatta sangat mementingkan pendidikan. Bahkan sepulangnya dari Belanda, Bung Hatta membuat Partai Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru). Terlihat bahwa salah satu yang ingin dikembangkan Bung Hatta adalah pendidikan yang akan dijadikan tonggak perjuangan kemerdekaan. Tak berbeda dengan Bung Hatta, Tan Malaka juga mendirikan beberapa sekolah rakyat agar Indonesia memiliki generasi yang lebih baik. Selain itu, Dewi Sartika, HOS Cokroaminoto dan masih banyak lagi pejuang, sangat mementingkan pendidikan. Tapi setelah merdeka dan dengan anggaran yang sangat besar, negara ini masih berada di peringkat 124 dunia, bahkan dibawah Filipina.
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, salah satu yang menjadi beban index tersebut adalah jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 240 juta orang. “Yang tidak pernah sekolah menjadi beban untuk meningkatkan index,” jelasnya. Sungguh menggelikan apabila seorang Menteri Negara memberikan pernyataan demikian. Apabila memang sudah terbebani seharusnya Menteri tersebut dapat mengundurkan diri. Jangan malah mencari kambing hitam dari masalah yang tidak dapat diselesaikan.
Salah satu faktor yang menyebabkan Indonesia tidak mengalami peningkatan mutu pendidikan antara lain adalah karena faktor selalu berubahnya kebijakan pada saat pergantian menteri. Membuat sistem pendidikan yang baik bukan hanya pekerjaan satu tahun, satu periode atau mungkin 10 tahun. Diperlukan sistem yang baik dan berkesinambungan. Oleh karena itu, diperlukan pula kementerian yang bisa bekerja dan tanpa mengubah kebijakan dari menteri pada periode sebelumnya. Bayangkan saja, untuk sistem Ujian Nasional berubah-ubah setiap tahun yang akan membingungkan baik murid, guru maupun dinas pendidikan seluruh Indonesia. Banyak energi, waktu dan uang yang habis untuk melakukan perubahan ini.
Salah satu tujuan negara yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan bangsa, namun terjadi kesalahan paradigma yaitu pendidikan yang dimaksud hanya pendidikan formal. Namun sesungguhnya kata cerdas mewakili pengetahuan di berbagai bidang. Dimulai dari pembebasan buta huruf, pencerdasan hukum dan sosial juga pencerdasan politik. Dalam hal ini, alangkah baiknya apabila dengan banyaknya pemilihan umum baik untuk partai politik, presiden atau kepala daerah rakyat secara umum mendapatkan pencerdasan politik. Tentunya dengan memberikan contoh yang pemilu yang baik, hilangkan black campaign, jangan melakukan money politic dan melakukan politik yang jujur. Apabila calon pemimpin melakukan politik yang kotor, ini berarti para calon pemimpin ini sudah melakukan pengkhianatan terhadap UUD dan tujuan negara, apa yang rakyat bisa harapkan terhadap pemimpin seperti ini.
Pendidikan adalah satu hal terpenting untuk membentuk negara yang kuat. Sangat disayangkan apabila masalah-masalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia ini tidak dapat diatasi. Seluruh pihak terutama pemimpin-pemimpin negeri ini berkewajiban terhadap masalah ini untuk membuat Indonesia yang lebih baik.

Belinyu, 11-11-11
-mdskribo-

Kamis, 10 November 2011

Moratorium Ekspor Timah Indonesia


Moratorium Ekspor Timah Indonesia

                Krisis perekonomian yang melanda Amerika dan Uni-Eropa juga berdampak kepada Indonesia. Paling tidak, hal ini dirasakan oleh masyarakat provinsi Bangka Belitung. Provinsi Bangka Belitung yang merupakan salah satu penghasil timah terbesar dunia ini kini menghentikan sementara (moratorium) ekspor timah. Hal ini berkaitan dengan jatuhnya harga timah di pasar dunia yang membuat para perusahaan-perusahaan timah beserta pemerintah provinsi Bangka Belitung bersepekat untuk menghentikan ekspor sementara waktu hingga harga dinilai sudah kembali normal.
                Menjadi salah satu negara eksportir timah dunia, tidak serta merta membuat Indonesia memiliki nilai tawar yang tinggi. Hal ini dikarenakan, Indonesia tidak memiliki pasar tersendiri seperti pasar Inggris LME (London Metal Exchange) maupun Malaysia KLTM (Kuala Lumpur Tin Market) sehingga harga ditentukan berdasarkan pasar dunia. Sebelum merosot harga timah berada dikisaran USD 25.000-27.000/metric ton menjadi dibawah USD 18.000/metric ton.  
                Merosotnya harga timah dunia membuat perusahaan eksportir menghentikan ekspor dalam sementara waktu dengan harapan semakin tipisnya timah dunia membuat harga kembali normal. Namun, setelah beberapa bulan terakhir tidak ada tanda-tanda timah bisa kembali ke harga awal. Sementara moratorium ini diberlakukan, perusahaan-perusahaan tidak berhenti produksi namun dengan tidak mengekspor hasilnya, secara otomatis harga bahan baku merosot tajam yang berakibat langsung ke rakyat.
                Moratorium ini langsung berdampak ke perekonomian provinsi Bangka Belitung. Dimana rakyat yang mayoritas bergantung terhadap industry pertambangan dalam hal ini timah. Harga timah lokal merosot drastis dari kisaran Rp. 120.000,-/kg menjadi sekitar Rp.60.000,-/kg dengan harga sebesar ini para penambang hanya cukup untuk biaya operasional.
                Pendapatan yang jauh merosot ini secara langsung berakibat kepada perekonomian Bangka Belitung. Bangka Belitung yang pada tahun 2010/2011 memiliki pendapatan per kapita tertinggi di Indonesia sudah terbiasa dengan konsumsi yang mahal dibanding beberapa daerah di Indonesia. Namun, disaat terjadi moratorium ini tingkat konsumsi menurun. Penjualan elektronik dan kendaraan bermotor juga menurun. Bahkan antrian bensin yang terjadi setahun terakhir juga menghilang setelah terjadi moratorium ekspor ini. Tidak disangka lagi, apabila moratorium ini berlangsung lebih lama lagi akan berdampak perekonomian Bangka Belitung secara umum.
                Para pelaku usaha baik perusahaan maupun pemerintah Bangka Belitung sudah mengetahui bahwa moratorium ini hanya solusi jangka pendek. Solusi jangka panjang dari merosotnya harga timah dunia yang mengakibatkan merosotnya perekonomian Bangka adalah dibangunnya Industri hilir untuk timah sehingga timah murni tidak serta merta habis diekspor yang kemudian diimpor sebagai barang jadi serta dibangunnya pasar timah internasional di Bangka.
                Untuk isi pengembangan industry hilir timah di Bangka Belitung sudah lama terdengar, namun hingga saat ini realisasinya masih dalam perencanaan dan belum direalisasikan. Sementara itu, untuk pasar timah internasional di Bangka Belitung. Tak lama lagi akan di buat BTM (Bangka Belitung Tin Market). Menteri Perdagangan, Gita wirjawan pun sudah merestui untuk segera mebuat BTM ini. Dengan adanya BTM ini, Indonesia dapat berperan dalam menentukan harga timah dunia.
                Dilihat dengan begitu banyaknya sumber daya alam yang Indonesia miliki, sudah sepantasnya Indonesia memiliki nilai tawar yang lebih tinggi dan juga dengan melakukan pengelolaan lebih baik yang pada akhirnya dapat untuk menyejahterakan rakyat, sesuai dengan tujuan negara yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.

Belinyu, 10-11-11
-mdskribo-

Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia


TAN MALAKA
Bapak Republik Indonesia

                Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya. Namun berbeda perlakuannya untuk Bapak Republik Indonesia ini, Tan Malaka diangkat menjadi pahlawan nasional pada era Sukarno, namun pada masa orde baru, seolah negara meminggirkan perannya. Bahkan kini sebagian orang tidak mengetahui siapa beliau.
                Tan Malaka adalah satu dari 4 serangkai selain Sukarno, Hatta, dan Sjahrir. Bernama lengkap Ibrahim Sutan Datuk Tan Malaka, Tan Malaka memiliki puluhan nama samaran. Beliau lahir pada tahun 1897 di Sumatera Barat. Lebih dari separuh hidupnya dihabiskan diluar negeri karena diusir Belanda dari Indonesia. Tan Malaka pun berkeliling Asia dan Eropa untuk melakukan revolusi Indonesia.
                Tan Malaka disebut oleh Muhammada Yamin Sebagai “Bapak Republik Indonesia” dan disebut oleh Sukarno sebagai “Seorang yang ahli dalam revolusi”. Tan Malaka tak ubahnya Thomas Jefferson dan George Washington, yang sudah merancang Republik sebelum kemerdekaannya. Tan Malaka wafat ditembak oleh tentara republik yang didirikannya pada tahun 1949 di Kediri.
                Pada Tahun 1925, Tan Malaka membuat buku tentang konsep republik Indonesia berjudul “Naar de Republiek Indonesia” lebih dulu sebelum Bung Hatta menulis “Indonesia Vrije (Indonesia Merdeka)” pada tahun 1928 dan sebelum Sukarno menulis menuju “Indonesia Merdeka” pada tahun 1933. Buku ini ditulis di Kanton pada April 1925 dan disempurnakan di Filipina pada Desember 1925. Menurut Sayuti Melik, Sukarno selalu membawa buku ini.  Buku “Massa Actie” pada tahun 1926 yang ditulis dari tanah pelarian juga menginspirasi pejuang-pejuang di Indonesia dan seperti menjadi bacaan wajib untuk para tokoh Indonesia termasuk Sukarno. Bahkan, W.R. Supratman mendapat ilham dari buku ini untuk lagu kebangsaan “Indonesia raya”.
                Tan Malaka juga mendirikan beberapa sekolah rakyat untuk anaku buruh dan kuli. Sekolah rakyat pertamanya di buka di Semarang pada tahun 1921. Sekolah rakyat kedua yang didirikannya adalah di Bandung. Bukan hal yang aneh, apabila Tan Malaka mendirikan sekolah, karena memang pendidikan yang ditempuhnya adalah sekolah guru. Di Deli pun beliau sempat mengajar namun akhirnya dikeluarkan karena banyak tindakannya yang tidak disukai Belanda. Menurut Tan Malaka, mengajari anak-anak Indonesia, dianggapnya pekerjaan tersuci dan terpenting.
                Tan Malaka merupakan seorang Marxisme. Tan Malaka pernah menjadi Ketua partai Komunis Indonesia namun tidak menyetujui adanya pemberotakan. Tan Malaka juga merupakan bagian dari Komintern (komunis internasional) dan merupakan salah satu orang besar asia pada masanya. Tan bergaul dengan Ho Chi Minh, Dr. Sun Yat Sen dan masih banyak lagi. Tan Malaka juga mengikuti konferensi komunis Internasional dan bertemu dengan Lenin, Stalin dll. Pada konferensi itu, Tan berpidato dalam bahasa Jerman dan mengusulkan untuk bekerja sama dengan kaum muslim dunia dalam memerangi kapitalisme. Tan Malaka secara mutlak mendukung Pas-Islamisme Gagasannya memang tak didukung, namun pidatonya disambut hangat oleh para peserta dengan tepuk tangan.
                Setelah takluknya sekutu, Belanda pun meninggalkan Indonesia dan Jepang memasuki Indinesia. Tan Malaka pun mengakhiri perantauannya dan kembali ke Indonesia. Tan Malaka pun bertemu dengan pemuda sepert Ahmad Soebardjo, Sukarni, Adam Malik, Sayuti Melik dll. Bersama kaum pemuda, Tan Malaka menolak kemerdekaan oleh PPKI atau sebagai hadiah dari Jepang. Tan Malaka dan para pemuda yakin Proklamasi tidak dapat ditunda. Tan Malaka memang tidak berhubungan banyak dalam Proklamasi Indonesia, Namun jiwanya sangat erat dengan proklamasi.
                Mengetahui ada pemuda yang beraliran keras dan cukup berpengaruh, Sukarno memutuskan untuk menemuinya. Sukarno pun mengutus Sayuti Melik untuk mencarinya dan tidak sulit untuk Sayuti menemukannya. Di Dalam pertemuan itu, Sukarno bertanya mengenai buku “massa actie” yang di tulis Tan Malaka. Tan Malaka pun menjelaskan dan mereka berbincang mengenai revolusi Indonesia. Menurut Sayuti Melik, Tan Malaka lebih berpengalaman dalam revolusi dan kata-kata Tan banyak digunakan Sukarno dibelakangan hari.
                Ada kata-kata Tan yang mengusik Sukarno, yaitu akan kedatangan Belanda dan sekutu sehingga pemerintahan harus dipindahkan kepedalaman. Namun, Sukarno tidak bergeming dan memutuskan untuk membuat testamen politik, yaitu apabila Sukarno dan Hatta tak berdaya dan sekutu menawannya, Sukarno akan menyerahkan pimpinan revolusi kepada seseorang yang telah mahir melakukan gerakan revolusioner, Tan Malaka. Namun atas saran Hatta, akhirnya testamen itu diberikan atas 4 nama, dan Tan Malaka tetap salah satunya. Setelah ditandatangani, Sukarno pun memberikan testamen tersebut kepada Tan malaka beserta teks Proklamasi asli. Tan Malaka pun membawa testamen tersebut dalam perjalanannya ke Jawa timur.
                Tan Malaka juga sangat dekat dengan Jenderal Sudirman. Keduanya memiliki ideologi bahwa kemerdekaan 100% adalah mutlak dan anti terhadap perundingan dengan Belanda. Tan berkata,”Tuan rumah tidak akan berunding dengan malingnya.” Sedangkan Sudirman berkata “lebih baik diatom daripada merdeka kurang dari 100%.”
                Tan Malaka sempat dipenjara akibat gerakannya dituduh akan kudeta, namun kemudian dibebaskan oleh jenderal Sudirman. Sukarno pun langsung menegur Jenderal Sudirman dan mendapat sumpah setia Sudirman kembali.
                Tan Malaka wafat dikediri oleh tentara Republik Indonesia pada Februari 1949. Dalam mengenang sewindu kematiannya, Jenderal A.H Nasution memuji salah satu buku Tan Malaka yaitu Gerpolek (gerilya Politik ekonomi) menyuburkan ide perang rakyat semesta yang sukses ketika rakyat melawan 2 agresi Belanda. Menurut Nasution, Tan harus dicatat sebagai tokoh ilmu militer Indonesia.
                Begitu banyak karya dari Tan Malaka, namun entah bagaimana Bapak Republik Indonesia yang sangat Revolusioner ini seakan ingin dihapuskan dalam sejarah Republik Indonesia. Apapun yang telah dibuatnya, alangkah bijaksananya apabila generasi saat ini mengambil pelajaran dari sejarah sehingga dapat membuat Indonesia lebih baik.

Data diri Tan Malaka:
Nama lengkap             : Ibrahim Sutan Datuk Tan Malaka
TTL                             : Sumatera Barat, 2 Juni 1897
Organisasi                    : Sarekat Islam semarang, Serikat buruh Pelikan, Partai Komunis Indonesia,  Murba, Persatuan Perjuangan.
Buku                           : Dari penjara ke penjara (3 Jilid, 1948), Madilog (1943), Naar de Republiek (1925), Massa Actie (1926) dan masih banyak lagi. Total lebih dari 26 buku
Penjara                       : 11 kali di jawa, 1 kali di Hongkong dan 1 kali di Filipina

                                               

Belinyu, 10-11-11
-mdskribo-